Probolinggo, 2/12/2010 (Kominfo-Neswroom) Kepala Bagian Komunikasi dan Informatika, Kabupaten Probolinggo Drs. Sentot Dwi H. M.Si mengungkapkan, kondisi aktivitas Gunung Bromo naik turun, dan status awas masih berjarak 3 km dari kawah pasir, tapi kalau ada angin radius abunya mencapai 10 km.
“Namun demikian, masyarakat di sekitar Gunung Bromo tetap tenang, dan waspada jika ada hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Sentot saat ditemui di Probolinggo,Kamis (2/12).
Menurutnya, masyarakat di sekitar Bromo selalu merespon jika ada informasi yang disampaikan terkait dengan aktivitas Gunung Bromo. Disamping itu,Pemerintah Kabupaten Probolinggo juga sudah mengantisipasi jika ada hal-hal yang tidak diinginkan untuk mengevakuasi warga yang dipusatkan di Kecamatan Sukapura.
Sementara itu, pengamat gunung api Gunung Bromo di Cemorolawang, Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Ahmad Subhan, menambahkan, kondisi dan aktivitas Gunung Bromo saat ini, mulai 29 November 2010 menurun terlihat dari menurunnya tremor yang muncul mengecil.
Status awas tetap masih berjarak 3 km dari puncak kawah, dan di lautan pasir steril, artinya tidak ada aktivitas warga maupun pengunjung tidak diperbolehkan.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Kodim, Polres maupun pemda Kabupaten Probolinggo, dan jika perlu ada evakuasi dan lain-lain sudah disiapkan.
Sampai saat ini, masalah pengungsi belum ada, tapi pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait seandainya ada peningkatan kondisi Gunung Bromo yang cukup dratis dan perlu ada pengungsian.
Masyarakat saat ini masih melakukan aktivitas seperti biasa, yang bertani tetap bercocok tanam, dan yang mencari rumput tetap melaksanakan pekerjaannya. Ia menghimbau dalam status awas Bromo tersebut agar masyarakat tidak mendekati puncak Bromo dalam radius 3 km, dan tetap tidak turun ke lautan pasir.
Source : bipnewsroom.info